Wednesday, October 24, 2012

TEKNIK SUPERVISI

Oleh  : Anisa Azas Arif
       Dalam melaksanakan tugas pengawasannya, pengawas satuan pendidikan haruslah memahami teknik supervisi agar kegiatan supervisi dapat dilaksanakan dengan baik. Ada beberapa teknik supervisi yang dapat dilakukan oleh pengawas. Metode tersebut ada yang bersifat individual dan ada yang bersifat kelompok.
       Teknik supervisi individual yaitu pelaksanaan supervisi yang dilakukan pada salah satu guru yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perseorangan. Pengawas hanya berhadapan dengan seorang guru yang dianggap memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang termasuk dalam teknik individual adalah sebagsi berikut: Kunjungan dan observasi kelas, teknik pembinaan guru oleh supervisor dalam rangka mengamati proses belajar mengajar.Individual conference, yaitu pertemuan antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan professional guru.Intervisitation, kunjungan ini dilakukan guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri.Self-evaluation, penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif kepada guru tentang peranannya di kelas.Supervisory bulletin, bulletin adalah media komunikasi yang digunakan sebagai salah satu teknik supervise. Professional reading,lebih luas daripada bulletin. Professional writing, membuat karya tulis profesional adalah suatu tingkat pertumbuhan kreativitas yang tinggi.

Sunday, October 7, 2012

TUGAS KEPALA SEKOLAH

Oleh : LILIK FITRIANA
Berdasarkan pengertian dan definisi kepala sekolah dapat diketahui adanya tugas kepala sekolah untuk menjadi seorang pemimpin yaitu: Mendorong kepercayaan dan loyalitas bawahan, mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, mempengaruhi orang lain, mengkoordinasi sejumlah kegiatan. Seorang kepala sekolah tentunya akan menjadi panutan untuk bawahannya. Tugas kepala sekolah juga tidak hanya sebagai contoh untuk para bawahannya tetapi juga sebagai edukator (pendidik). Kepala sekolah sebagai pendidik, harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan disekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberi nasehat kepada warga sekolah, memberi dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, dan seterusnya. Kepala sekolah juga harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat nilai, yaitu pembinaan mental, pembinaan moral, pembinaan fisik, pembinaan artistik.
Sebagai Manajer merupakan tugas kepala sekolah yaitu: 1) memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif untuk meningkatkan tenaga profesional di lingkungan sekolah. 2) memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya. 3) mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan pada setiap kegiatan.
Kepala sekolah sebagai administrator merupakan salah satu tugas kepala sekolah yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumentasian seluruh program sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi sarana dan prasarana, administrasi kearsipan, dan administrasi keuangan. Untuk menjalankan tugas sebagai administrator, kepala sekolah kini harus bisa mengembangkan layanan berbasis teknologi modern guna memudahkan pengelolaan administrasi. Sehingga administrasi sekolah betul-betul tampak profesional dan berjalan secara efektif dan efesien.
Tugas kepala sekolah sebagai leader membutuhkan karakteristik khusus, yaitu 1). memiliki kepribadian mantap, seperti (jujur, percaya diri, tanggungjawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan). 2) Memiliki keahlian dasar, seperti (memahami kondisi tenaga kependidikan, tahu kondisi dan karakteristik peserta didik, menyusun program pengambangan tenaga kependidikan, menerima masukan, saran kritik dari pihak lain, dll.)
*http://www.google.co.id/search?hl=en&q=tugas+kepala+sekolah&um=1&ie=UTF-8&sa=N&tab=Tw

Saturday, October 6, 2012

Peran Kepala Sekolah

Oleh : Iva Luthfiana
 
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0296 Tahun 1996 Kepala Sekolah adalah guru yang memperoleh tambahan tugas untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidkan sekolah. Menurut ketentuan tersebut masa tugas kepala sekolah adalah empat tahun yang diperpanjang satu kali masa tugas. Peran kepala sekolah selain sebagai mempimpin penyelenggaraan pendidikan di sekolah juga mempunyai peran sebagai pendidik, manager, administrator, supervisior, pemimpin dan pembangkit minat.
Peran kepala sekolah sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan karena kepala sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap sekolah yang dipimpinnya. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah.
Cara kerja dan peran kepala sekolah dipengaruhi oleh kepribadiannya,persiapan dan pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai peranan kepala sekolah di bidang pengajaran. Sehingga kepala sekolah sebaiknya mempunyai motivasi, semangat kerja, dan komitmen untuk bekerja dan memimpin yang tinggi.
Adapun peran kepala sekolah adalah sebagai berikut :
1.     Sebagai pelaksana (executive)
2.     Sebagai perencana (planner)
3.     Sebagai seorang ahli (expert)
4.     Mengawasi hubungan-hubungan antar kelompok
5.     Mewakili kelompok
6.     Bertindak sebagai pemberi ganjaran hukuman atau pujian
7.     Bertindak sebagai wasit dan penengah
8.     Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya

Friday, October 5, 2012

TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH

Oleh : Nanda Fatchulnisa Y.P                                                            
           
            Kepala sekolah adalah pemimpin. Namun, tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Setiap orang yang memberikan sumbangan bagi perumusan dan pencapaian tujuan bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang lebih besar terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok di dalam kerja sama mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya. Orang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan. Kepala sekolahmemiliki tugas dan fungsinya secara masing-masing. Tugas kepala sekolah diantaranya;
Ø  Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan kepada dirinya
Ø  Mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain agar orang lain mengerti apa yang diharapkan pemimpin
Ø  Mempengaruhi orang lain sehingga pemimpin tersebut di segani
Ø  Menkoordinasikan sejumlah kegiatan di bawah kekuasaannya
Fungsi kepala sekolah misalnya;
Ø  Menciptakan perubahan efektif di dalam penampilan kelompok sehingga kelompok tersebut dapat terlihat perubahannya
Ø  Menggerakkan orang lain secara sadar sehingga mau melakukan apa yang diperintahkan
Sedangkan Fungsi kepala sekolah menurut para ahli yaitu :
1.      James A.Stoner : agar kelompok dapat beroperasi secara efektif seorang pemimpin harus mempunyai fungsi pemecahan masalah dan fungsi menjaga keutuhan kelompok
2.      Pendapat Snelznick oleh Richard Hall ada empat tugas penting pemimpin yaitu;
. mendefinisikan misi&peranan organisasi,
. menciptakan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan organisasi, tujuan organisasi sendiri sendiri untuk menghasilkan suatu barang atau pelayanan
. mempertahankan keutuhan organisasi, karena sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan melalui sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota organisasi.
. dan mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam orgnisasi
Sedangkan tugas kepala sekolah didalam sekolah sendiri, diantaranya;
Ø  Pengelolaan pengajaran,
Ø   Pengelolaan kepegawaian,
Ø  Pengelolaan kemuridan,
Pengelolaan gedung dan halaman, Pengelolaan keuangan, Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat

Thursday, October 4, 2012

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH YANG EFEKTIF

Oleh : Susi Savitri
Kepala sekolah merupakan motor pengerak, penentu  kebijakan  sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan sekolah dan pendidikan pada umumya direalisasikan. Sehubungan dengan MBS kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas kinerjanya.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitanya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dengan hasil yang dapat dicapai mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut.
1.       Mampu memberdayakan guru untuk proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif
2.       dapat mengerjakan tugas tepat waktu
3.      Mampu menjalin hubungan masyarakat untuk mewujudkan tujuan sekolah
4.      Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan
5.      Bekerja dengan tim manajemen
6.      Berhasil mewujudkan tujuan sekolah sesuai yang telah di tetapkan
Pidarta mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya, yaitu, keterampilan konseptual untuk memahami dan mengoperasikan organisasi, ketermpilan  manusiawi untuk bekerjasama, memotifasi, dan memimpin, keterampilan teknik dalam mengunakan pengetahuan metode teknik serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
Untuk memiliki kemampuan terutama keterampilan konsep, para kepala sekolah diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
1.      Senantiasa belajar dari pekerjaan  terutama cara kerja para guru dan pegawai
2.      Melakukan observasi  kegiatan manajemen secara terencana
3.      Membaca berbagai hal mengenai kegiatan yang sedang dilaksanakan
4.      Memanfaatkan hasi-hasil penelitian orang lain
5.      Berfikir untuk masa yang akan datang
6.      Merumuskan ide-ide yang dapat diuji coba
Selain itu kepala sekolah harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta motivasi para guru dan pekerja lain.

Wednesday, October 3, 2012

PENINGKATAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

Oleh : Happy Setyo Wulan
 
Dalam mewujudkan kinerja yang baik diperlukan evaluasi, baik evaluasi proses ataupun evaluasi hasil akhir, dalam pencapaian tersebut diperlukan pedoman-pedoman yang merupakan dasar bagi penilaian agar diperoleh tingkat obyektifitas yang baik. Dengan demikian untuk mengetahui kualitas kinerja seorang pegawai atau karyawan diperlukan suatu performance appraisal atau penilaian kinerja, dan hal ini dapat dilakukan bila ada standar kinerja sebagai dasar agar dapat diketahui perbandingan antara kinerja aktual dengan kinerja yang ideal (seharusnya). Standar kinerja dimaksudkan untuk menjaga agar penilaian kinerja yang dulakukan dapat bersifat objektif.
Lebih jauh agar obyektivitas dalam penilaian kinerja dapat tercipta, maka perlu dihindari beberapa kesukaran dalam pelaksanaannya yaitu :
1. kekurangan standar
2. standar yang tidak relevan atau subyektif
3. standar yang tidak realistis
4. ukuran yang jelek atas kinerja
5. kesalahan menilai
6. umpan balik yang jelek terhadap karyawan
7. komunikasi yang negatif
8. kegagalan untuk menerapkan data evaluasi
Apabila masalah-masalah seperti tersebut di atas dapat dihindari, maka pelaksanaan penilaian kinerja dapat dipertanggung jawabkan dalam segi keobyektifannya, serta tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja dapat tercapai secara optimal sehingga dapat diperoleh manfaat yang besar bagi peningkatan kinerja dan produktivitas organisasi.
·         Kompetensi pengawas sekolah sosial supervisi manajerial evaluasi pendidikan kepribadian penelitian pengembangan Untuk TK/RA dan SD/MI Minimum S1/D4 kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi Untuk SMP/MTS, SMA/MA dan SMK/MAK minimum magister (S2) kependidikan berbasis S1 dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi terakreditasi Berstatus Guru >=8 tahun atau Kepala sekolah >=4 tahun pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi Miinimum III/c, Memiliki Sertifikat Pendidikan Fungsional sebagai pengawas satuan pendidikan, berusia <=50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas.
·         Kopetensi kepala sekolah
berkomunikasi memecahkan masalah Mendengar aktif tersenyum Mengorgani sasi sabar Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang lain.
 
·         Penilaian Kinerja merupakan tahapan penting dalam manajemen kinerja, dengan tahapan ini dapat diperoleh informasi yang dapat dijadikan dasar bagi kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan Sumberdaya Manusia, baik itu kebijagan penggajian, promosi, demosi dan sebagainya. Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan guna menilai prilaku pegawai dalam pekerjaannya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
membangun sebuah budaya di mana guru, orangtua, anggota masyarakat dan siswa bekerja sama untuk mewujudkan visi dan misi menjadi kenyataan selalu tidak puas dengan status quo dalam proses kemajuan sekolah menjadi seorang pemimpin instruksional yang mampu membuat siswa-siswanya mempunyai kemauan belajar tinggi Kepemimpinan Kepala Sekolah. Dengan demikian penilaian kinerja dalam setiap organisasi mutlak diperlukan, karena akan mendorong peningkatan kualitas organisasi serta unsur-unsur di dalam organisasi yang bersangkutan. Evaluasi atau penilaian Kinerja dapat menjadi landasan penting bagi upaya meningkatkan produktivitas suatu organisasi serta dapat menjadi umpan balik atas kinerja untuk melihat hubungannya dengan tujuan dan sasaran.
·         Kepala Sekolah adalah penangggungjawab seluruh kegiatan proses Pendidikan di sekolah, sehingga peranannya sangat dominan bagi terselenggaranya seluruh kegiatan di Sekolah, segala permasalahan yang dihadapi oleh seluruh komponen yang terlibat di sekolah harus mampu dipecahkan dan diatasi oleh kepala sekolah, sehingga situasi menjadi kondusif bagi pengembangan seluruh potensi Sumberdaya yang terkait. Dengan Sumberdaya yang bervariasi, kepala sekolah dituntut untuk menyatukan menjadi suatu kekuatan yang terintegrasi dan terarah pada proses pencapaian bersama, dia harus mampu mengembangkan visi dan misi tidak hanya sekedar menyatakannya. Upaya menjadikan seluruh komponen di sekolah menjadi suatu paduan orkestra memerlukan pemahaman karakteristik dan potensi setiap individu serta pemahaman dan penguasaan tentang bagaimana membuat semua itu bersinergi sehingga dapat terwujud suatu lagu (pelaksanaan misi) yang sesuai dengan yang diharapkan. Semua itu menunjukan bahwa peran kepala sekolah sangat penting dan sangat berat dalam mengelola sekolah guna mencapai tujuan pendidikan sekolah.
·         Semua itu menunjukan bahwa peran kepala sekolah sangat penting dan sangat berat dalam mengelola sekolah guna mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Sementara itu menurut Oteng Sutisna (2004:12) Kepala Sekolah berperan sebagai pemimpin institusional dan eksekutif dalam empat dimensi prilaku Administratif yaitu :
1. Pengembangan kebijakan pendidikan yang dasar bertalian dengan tujuan-tujuan umum pendidikan.
2. Pengembangan kebijaksanaan operasional yang diperlukan untuk melaksanakan kebijaksanaan pendidikan.
3. Pelaksanaan teknis manajerial kebijakan pendidikan.
4. Penggunaan dengan cerdas proses administrasi pada semua tahap kegiatan.
·         Kerja produktif memerlukan kinerja sesuai dengan isi kerja sehingga menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja minimal mempertahankan cara kerja yang sudah baik. Sebab kerja yang produktif memerlukan kinerja sesuai dengan isi kerja sehingga menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja minimal mempertahankan cara kerja yang sudah baik . Sebab kerja yang produktif memerlukan prasyarat sebagai faktor pendukung yaitu:
1. Kemampuan kerja yang tinggi
2. Kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja
3. Lingkungan kerja yang nyaman dan memyenangkan
4. Penghasilan para pegawai yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
5. Jaminan sosial yang memadai
6. Kondisi kerja yang manusiawi
7. Hubungan kerja yang harmonis
Melihat uraian di atas memberi gambaran bahwa salah satu usaha yang kongkrit untuk mendorong produktifitas adalah dengan membina dan mengembangkanetos kinerja yang baik.

Tuesday, October 2, 2012

Gaya Kepemimpinan

oleh: Maya Purnamasari

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang untuk mengajak atau mendorong seseorang untuk mengikuti sesuatu hal tertentu. Hal tersebut tidaklah mudah bagi seseorang. Di dalam diri seseorang membutuhkan jiwa kepemimpinan terlebih dahulu sebelum bisa mengajak seseorang untuk menjadi pengikutnya. Itulah pentingnya mengapa adanya suatu gaya kepemimpinan ini.
Suatu gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh adanya norma perilaku seseorang pada saat orang tersebut sedang mempengaruhi orang lain. Dalam hal ini, seseorang akan berusaha untuk menyelaraskan persepsi diantara dirinya dengan orang lain. Semua kegiatan ini bersifat mengajak atau mempengaruhi agar seseorang dapat mengikuti apa yang kita inginkan untuk mencapai tujuan bersama.
Dikatakan bahwa seseorang mempunyai jiwa kepemimpinan adalah ketika dirinya menjadi sosok yang teladan bagi suatu kelompok dan memiliki pola perilaku yang khas pada saat mempengaruhi seseorang. Cara ia memimpin dan bertindak adalah wujud cerminan dirinya dalam melakukan suatu gaya kepemimpinan.
Pada umumnya gaya kepemimpinan dimiliki seseorang yang pendidikannya jauh lebih tinggi daripada yang lainnya. Dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat membentuk pemikiran – pemikiran baru yang rasional serta dapat mengajak seseorang untuk berkembang pikirannya supaya lebih maju lagi.
Gaya kepemimpinan seseorang dapat dikaji dalam tiga pendekatan utama yaitu pendekatan sifat, perilaku dan situasional. Pendekatan sifat merupakan suatu pendekatan dimana seseorang dapat mengerti tentang karakteristik serta kebiasaan seseorang. Sedangkan pendekatan perilaku yaitu memahami tentang kegiatan seseorang dan kebiasaan keseharian seseorang. Pendekatan situasional mengacu pada pendekatan pada suatu keadaan seseorang.

Monday, October 1, 2012

KEPEMIMPINAN

Oleh : Hani Hamami

Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. 
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan. Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi kepemimpinan :
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan
4.  Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
6. William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan merupakan hal yang paling penting untuk menjalankan suatu kegiatan. Tanpa adanya seorang pemimpin, suatu kegiatan tidak akan bisa berjalan sesuai dengan semestinya dikarenakan tidak adanya kordinasi pusat dari satu orang. Dan seorang pemimpin haruslah memiliki karakter yang berkualitas dan berkuantitas. Seorang pemimpin juga haruslah mampu mempengaruhi orang lain agar kegiatan mampu berjalan dengan baik. Dibutuhkan ketegasan serta kejelasan mengenai konsep dari suatu kegiatan yang berasal dari seorang pemimpin.
           
http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/

Sunday, September 30, 2012

Manajemen Layanan Khusus

Oleh : Emy Tri Frasutila Fitriana
 
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Komponen-komponen manajemen tersebut merupakan bagian penting dari MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang efektif dan efisien.
Perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni yang berlangsung begitu pesat pada masa sekarang, menyebabkan guru tidak bisa lagi melayani kebutuhan anak-anak akan informasi, dan guru-guru juga tidak bisa mengandalkan apa yang diperolehnya di bangku sekolah. Supaya hal tersebut dapat diatasai maka seorang guru harus mendapatkanmanajemen layanan khusus seperti pelatihan cara mengoperasikan komputer supaya guru-guru tidak gaptek dan tidak ketinggalan informasi.
Manajemen layanan khusus yang pertama yaitu sekolah menyediakan perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya dikelas maupun belajar mandiri, baik pada waktu-waktu kosong disekolah maupun dirumah. Disamping itu, juga memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai suatu pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, maka sekolah harus dikembangkan pendidikan jasmani dan kesehatan, dengan cara menyediakan layanan kesehatan disekolah seperti UKS dan melakukan kerjasama dengan dinas kesehatan setempat. Selain itu sekolah juga mengadakan kegiatan ekskul disekolah seperti PMR untuk kesehatan dan beberapa kegiatan olahraga seperti (basket, voli, badminton, dan kegiatan nonakademik lainnya).
 
Rujukan: Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES Press

Saturday, September 29, 2012

Manajemen Kurikulum

Oleh : Fathul Uswatun Hasanah
 
                Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu menagement, ini mempunyai arti sebagai seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen sendiri belum memiliki definisi yang pasti dan yang dapat diterima secara universal. Manajemen memiliki banyak definisi yang dari beberapa para ahli, salah satunya adalah dari Marry Parker Follet yang mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dalam hal ini maksudnya bahwa seorang  manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
                Sedangkan kurikulum itu berasal dari kata “curere” yang dikatabendakan menjadi “curiculum” atau kurikulum yang secara epitologi dapat diartikan sebagai : [a.] Jarak yang ditempuh oleh pelari atau kereta lomba atau diartikan sebagai tempat berlomba. [b.] Bisa diartikan juga suatu pacuan, lomba berkereta, lari cepat. [c.] Kemudian menyangkut juga mengenai perjalanan tanpa berhenti. [d.] Peredaran waktu (matahari, bintang, bulan). [e.] Kereta untuk lomba. [f.] Serta jalan kehidupan. Kurikulum kemudian digunakan dalam dunia pendidikan yang ditinjau dari Segi tradisional seperti : 1) Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. 2) Suatu bahan pelajaran tertentu yang dipelajari oleh anak. 3) Sesuatu yang diharapkan dipelajari oleh anak di sekolah. 4) Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah. Selain itu dari segi konsep baru dalam pendidikan yaitu : Semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab. Serta keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar anak di kelas, tempat bermain, dan di luar sekolah.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan di titik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam arti sempit sekali kurikulum adalah jadwal pelajaran, sedangkan dalam arti sempit itu semua pelajaran baik teori maupun praktik yang diberikan kepada murid - murid selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu kurikulum dalam arti ini terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan pada murid.
Kurikulum dalam arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan kepada anak didik selama mengikuti pendidikan. Namun kurikulum juga memiliki arti yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan KTSP itu sendiri adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing - masing satuan pendidikan.
Dengan membedakan pengertian - pengertian kurikulum seperti ini akan berakibat pula ruang lingkup manajemennya. Jika diikuti pengertian kurikulum dalam arti yang sangat sempit sekali, maka manajemen kurikulum hanya menyangkut usaha dalam rangka melancarkan pelaksanaan jadwal pelajaran. Tetapi jika dianut pengertian kurikulum dalam arti luas maka manajemen kurikulum bukan hanya dibatasi dalam ruang kelas, tetapi menyangkut pula didalam kegiatan pengelolaan diluar kelas, bahkan diluar sekolah. Secara operasional kegiatan administrasi/  manajemen kurikulum itu dapat meliputi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh sivitas akademik atau warga sekolah/ lembaga pendidik.

Friday, September 28, 2012

MANEJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT (HUSEMAS)

Oleh: Asfie Rihla
Adapun pengertian manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan serta pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Dan untuk merealisasikan itu semua banyak hal yang harus dilakukan oleh humas dalam suatu lembaga pendidikan. 
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah. Hubungan dengan masyarakat yang juga disebut public relation adalah sebuah proses penetapan kebijakan, pelayanan serta tindakan-tindakan nyata berupa kegiatan yang melibatkan orang banyak agar orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut memiliki kepercayaan terhadap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tersebut.
Hubungan Sekolah hidup di tengah masyarakat, melayani masyarakat dan dihidupi masyarakat. Sebaliknya masyarakat mengambil manfaat berupa output sekolah, berupa tenaga lulusan yang memiliki kualifikasi tertentu. Sekolah dan masyarakat adalah partner yang seharusnya mampu menjalin interaksi saling menguntungkan. Sekolah harus mampu menampung aspirasi masyarakat karena masyarakatlah pemasok sekaligus pemakai output sekolah. Kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat akan menguntungkan keduanya. Sekolah semakin eksis berkat dukungan masyarakat, dan masyarakat memetik manfaat berupa output berkualitas.
Secara lebih jelasnya maka HUSEMAS ini dapat dilihat dari fungsi, tujuan, manfaat dan bentuk-bentuk operasionalnya.
1. Berdasarkan pengertian husemas diatas maka fungsi pokok dari husemas adalah menarik simpati masyarakat pada umumnya serta publik (masyarakat terdekat dan langsung terkait) khususnya,sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo masyarakat terhadap sekolah tersebut pada akhirnya menambah income bagi sekolah yang bermanfaat bagi bantuan terhadap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
.2. Tujuan dari husemas ada;ah meningkatkan popularitas sekolah dimata masyarakat, sehingga prestise sekolah dapat miningkatkan pula.
3.manfaat dari husemas adalah menambah simpati dari masyarakat yang dapat meningkatkan harga diri (prestise) sekolah, serta dukungan masyarakat terhadsp sekolah secara spiritual dan material/financial.
4. Bentuk-bentuk operasional dari husemas bisa bermacam-macam seperti di bidang sosial sekolah dengan masayarakat sekitarnya seperti kerja bakti, perayaan-perayaan hari besar nasional/keagamaan pengamanan lingkungan, tamanisasi, kebersihan, dan sebagainya akan menambah kesan masyarakat sekitar akan menambah kesan masyarakat sekitar akan kepedulian sekolah terhadap lingkungansekitar sebagai anggota masayarakat yang senantiasa sadar lingkungan demi baktinya terhadap pembangunan masyarakat.
Adapun sifat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat merupakan
  1. Hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak
  2. Hubungan yang bersifat sukarela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat
  3. Hubungan yang bersifat kontinu antara sekolah dengan masyarakat
  4. Hubungan keluar kampus atau “external public relation” guna menambah simpati masyarakat, dan juga hubungan ke dalam kampus “internal public relation” guna menambah keyakinan atau mempertebal pengertian para sivitas akademika tentang segala pemilikan material dan non material sekolah.
Dengan adanya hubungan-hubungan tersebut di atas dapatlah terjalin kreativitas serta dinamika kedua belah pihak yang inovatif. Selain itu dapat memadukan hubungan antara kehidupan sekolah dan kehidupan masyarakat.

Thursday, September 27, 2012

MANAJEMEN ANGGARAN

Oleh : Ardiani Nafistanti
 
Manajemen anggaran merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah/ pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara garis besar kegiatannya meliputi pengumpulan/penerimaan dana, yang sah (dana rutin), SPP, sumbangan BP3, Donasi, dan usaha-usaha halal lainnya, penggunaan dana, dan pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkait yang berwenang.
Dalam sistem manajemen anggaran, dana yang datang/masuk itu disebut dana masukan(input) yang kemudian setelah dilakukan perencanaan anggaran (budgeting), lalu digunakan dalam pelaksanaan proses/operasional pendidikan (throughput), dan akhirnya dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku bersama hasil usaha (output) yang dihasilkannya.
Menjelang atau pada awal tahun pelajaran, pimpinan sekolah bersama dewan guru harus membentuk suatu manajemen anggaranyang akan digunakan untuk membuat perencanaan anggaran (budgetting), yang sering disebut Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk diajukan kepada Depdiknas untuk mendapatkan persetujuan/saran perbaikannya, kemudian diajukan kepada Badan Pembantu Pelaksanaan Pendidikan (BP3) untuk persetujuan tentang sumbangan pendidikannya disamping SPP yang sesuai persetujuan/kategori SPP oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1, sehingga akhirnya jadilah Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) yang sah untuk dapat dilaksanakan atau dioperasionalkan.
Terhadap setiap pengguanaan biaya/uang dilakukan pembukuan (auditing) yang tertib sesuai peraturan yang berlaku. Mengingat kegiatan Tata Keuangan yang sangat peka, maka kegiatan pemeriksaan (auditing) yang rutin harus dilakukan oleh kepala sekolah demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu proses operasional pendidikan sekolah. Segala petunjuk dan pedoman pengelolaan anggaran serta keuangan sekolah telah banyak diberikan kepada pihak yang mengatur manajemen anggaran/biaya seperti bendahara dan juru bayar, untuk memperkecil sampai meniadakan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi.

Wednesday, September 26, 2012

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Oleh : Aeniatun Naim
 
            Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara continu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar  (PBM) . Secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru sampai mereka meninggalkan sekolahnya, karena telah tamat, meninggal dunia, putus sekolah, atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar lagi sebagai peserta didik sekolah tersebut.
Manajemen peserta didik merujuk pada kegiatan-kegiatan diluar kelas dan didalam kelas. Kegiatan diluar kelas meliputi penerimaan peserta didik baru, pencatatan peserta didik baru dalam buku induk dan buku Mapper, pembagian seragam sekolah beserta kelengkapannya, pembagian kartu Anggota OSIS beserta Tata tertib sekolah yang harus dipatuhi, pembinaan peserta didik dan pembinaan kesejahteraan peserta didik, sedangkan didalam kelas meliputi pengelolaan kas, interaksi belajar mengajar yang positif. Dalam kegiatan manajemen peserta didik ada beberapa hal yang sangat penting yaitu pembinaan peserta didik, menangkal kenakalan anak/remaja dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, ganja, morfin, alkohol dsb.
            Manajemen peserta didik mempunyai maksut mengusahakan agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan berdasarkan pancasila, sedangkan tujuannya adalah meningkatkan peranserta dan inisiatifnya untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatifyang datang dari luar lingkungan sekolah, memantapkan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat serta nilai-nilai 1945, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi dalam wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Manajemen peserta didik mempunyai peran untuk memberikan bimbingan serta menanggulangi masalah-masalah peserta didik seperti kenakalan anak remaja. Kenakalan anak sebagai perbuatan anti sosial atau perbuatan penyelewengan terhadap aturan-aturan dan norma masyarakat yang dilakukan oleh anak/ remaja tidak pernah lepas dari perhatian. Hal seperti itu harus ditangkal dan segera ditanggulangi dengan kebikan-kebijakan pendidikan khususnya serta kebijakan-kebijakan lain pada umumnyasecara menyeluruh dan terpadu. Penyelewengan norma kelompok yang bersifat anti sosial antara lain ngebut, tawuran antar pelajar, pemakaina narkoba, peredaran pornografi, berpakaian dengan mode yang tidak selaras/mengikuti gaya orang barat, membentuk kelompok/geng, anak-anak yang suka membuat kerusakan-kerusakan lingkungan, anak-anak yang senang melihat anak-anak lain celaka akibat dari perbuatannya, dll. U ntuk menangkal dan menanguulangi kenakalan anak tersebut perlu diketahui secara dan seksama tentang penyebab-penyebabnya seperti faktor perkembangan jiwa pada periode pubertas dan faktor lingkungan kelurga, sekolah dan masyarakat.

MANAJEMEN PERSONEL

Oleh : Eka Ariyanti Yunita

Salah satu bidang penting dalam Manajemen Pendidikan adalah berkaitan dengan Personil/Sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik seperti guru maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga Administratif.Manajemen personel menjadi hal yang sangat dominan dalam proses pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumberdaya manusia dalam arti guru dan karyawan merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Manajemen Personel merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya Manusia atau personal dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan sekolah . Manajemen Personel merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya guru sebagai personal yang cukup potensial dan sangat menentukan dalam suatu pendidikan, dan perlu terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi sekolah maupun bagi pengembangan dirinya.
Manajemen personel dalam sekolah memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja para guru dan karyawan agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan. Meningkatkan kinerja para guru dan karyawan akan berdampak pada semakin baiknya kinerja dalam menjalankan perannya disekolah. Meningkatkan kinerja dalam personal memerlukan pengelolaan yang sistematis dan terarah, agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini berarti bahwa manajemen personel merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilansuatu pendidikan yang berada disekolah, membuming atau tidaknya keberadaan suatu sekolah, aspek manajemen personel menduduki posisi penting dalam suatu pendidikan di sekolah, karena setiap organisasi pendidikan atau pendidikan  terbentuk oleh orang-orang, sehingga peru mengembangkan keterampilan guru, karyawan untuk mendorong mereka berkinerja tinggi sebagaimana perannya, dan menjaminnya untuk terus memelihara komitmen pada pendidikan dalam sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan sekolah.
Adapun lingkup Manajemen Personel meliputi aktivitas yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia dalam arti guru disuatu sekolah. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia terbagi atas, “fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling dan fungsi operasional yang meliputi procurement, development, kompensasi, integrasi, maintenance. Dengan demikian nampak bahwa manajemen personel sangat penting peranannya dalam suatu organisasi termasuk dalam lembaga pendidikan seperti sekolah yang juga memerlukan pengelolaan Sumberdaya manusia yang efektif dalam meningkatkan kinerja organisasi atau sekolah. Tuntutan akan upaya peningkatan kualitas pendidikan pada dasarnya berimplikasi pada perlunya sekolah mempunyai Sumber Daya Manusia pendidikan baik Pendidik maupun Sumber Daya Manusia lainnya untuk berkinerja secara optimal, dan hal ini jelas berakibat pada perlunya melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan tuntutan legal formal seperti kualifikasi dan kompetensi, maupun tuntutan lingkungan eksternal yang makin kompetitif di era globalisasi dewasa ini, yang menuntut kualitas Sumber Daya Manusia yang makin meningkat yang mempunyai sikap kreatif dan inovatif serta siap dalam menghadapi ketatnya persaingan.

Tuesday, September 25, 2012

Kepemimpinan Sekolah Efektif

Oleh : Setyarini Puput H.

    Penelitian tentang efektivitas sekolah merupakan wilayah yang tumbuh dan berkembang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara-negara maju seperti Amerika dan Inggris maupun negara-negara berkembang. Pertanyaan fundamental terhadap kondisi persekolahan di Indonesia adalah bagaimana cara kita memperoleh karakteristik kepemimpinan sekolah yang efektif dalam perspektif sistem pendidikan nasional?

Delapan karakter
     Beberapa penelitian penting dalam pengembangan kepemimpinan sekolah berkualitas menyebutkan setidaknya ada delapan karakter dasar bagaimana kepemimpinan sekolah efektif dapat tumbuh dan berkembang. 
Pertama, seorang kepala sekolah harus menyadari pentingnya menjaga visi dan misi sekolah yang dirumuskan secara bersama. Kedua, kemampuan mengembangkan kemampuan partisipatif guru dan siswa. Karakter ketiga yang patut dijadikan indikator kepemimpinan sekolah yang efektif adalah kepedulian kepala sekolah terhadap proses pengajaran. Direct monitoring adalah karakter keempat yang dibutuhkan seorang kepala sekolah. Kemampuan mengelola sumber informasi pembelajaran melalui personal monitoring merupakan kelengkapan manajerial sekolah berciri efektif. Ciri kelima dari sekolah yang efektif adalah adanya kebijakan yang transparan dan terbuka dalam proses seleksi atau rekrutmen guru dan tenaga administratif sekolah. Jika proses seleksi memiliki standar baku dan metode yang terukur dan terencana dengan baik, dapat dipastikan, sekolah tersebut memiliki kesadaran yang sungguh-sungguh terhadap pentingnya standardisasi mutu guru dan sumber daya kependidikan sekolah yang baik
 Fokus terhadap pentingnya proses dan capaian dalam bidang akademis juga memiliki korelasi yang signifikan terhadap kepemimpinan sekolah yang efektif. Meskipun ujian nasional saat ini masih merupakan satu-satunya alat kelulusan siswa, bukan berarti seluruh orientasi akademis sekolah harus mengarah pada tujuan tersebut. Aspek atau karakter ketujuh adalah pentingnya menumbuhkan rasa percaya diri dan kebanggaan komunitas sekolah terhadap sekolahnya. Karakter terakhir, kedelapan, adalah sistem pemantauan dan evaluasi yang dipilih dan akan digunakan sekolah dalam rangka mengukur tingkat kemajuan siswa, guru, orang tua siswa, dan manajemen sekolah. Pada setiap jenjang, proses pemantauan dan evaluasi memang bermuara pada hasil kerja siswa (student achievement).

Monday, September 24, 2012

CIRI-CIRI SEKOLAH EFEKTIF

Oleh : Sendi yona
    
Ciri-ciri sekolah efektif yaitu:
(1)    adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan di sekolah
(2)     memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas
(3)     mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi
(4)     siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan
(5)     siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik
(6)     adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi
(7)     siswa berpendapat kerja keras lebih penting dari pada faktor keberuntungan dalam meraih prestasi
(8)     para siswa diharapkan mempunyai tanggungjawab yang diakui secara umum
(9)     kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawasan, supervisi, serta menyediakan waktu untuk membuat rencana bersama-sama dengan para guru dan memungkinkan adanya umpan balik demi keberhasilan prestasi akademiknya. 
Metode lain yang dipakai untuk mengidentifikasikan sekolah yang efektif adalah : penggunaan standar tes, pendekatan reputasi, dan penggunaan evaluasi sekolah serta pengembangan berbagai aktifitas.
Sekolah efektif memandang sekolah sebagai suatu sistem yang mencakup banyak aspek baik input, proses, output maupun outcome serta tatanan yang ada dalam sekolah tersebut. Dimana berbagai aspek yang ada dapat memberikan dukungan satu sama lain untuk mencapai visi, misi dan tujuan, dari sekolah yang dikelola secara efektif dan efisien.
Banyak ruangan kelas belajar di sekolah efektif mencapai 23 ruangan yang hampir dua kali lipat daripada banyak ruangan kelas di sekolah tidak efektif yang hanya 12 ruangan. Jumlah dana operasional pertahun di sekolah efektif ternyata jauh lebih banyak (hampir mencapai tiga kali lipat) daripada sekolah tidak efektif yaitu Rp. 985.000.000 berbanding Rp. 345.000.000. 
Ditinjau dari segi karakteristik guru ternyata ada perbedaan yang cukup menonjol antara sekolah efektif dengan sekolah tidak efektif. Hal ini terlihat dari umur guru di sekolah efektif lebih tua daripada sekolah tidak efektif yaitu 48 tahun berbanding 42 tahun; pengalaman mengajar guru di sekolah efektif lebih lama daripada sekolah tidak efektif yaitu 18,3 tahun berbanding 12,1 tahun. Sejalan dengan pengalaman tersebut besar gaji guru pertahun di sekolah efektif lebih tinggi daripada di sekolah tidak efektif.tetapi dari segi pendidikan terakhir guru ternyata sama saja yaitu sarjana atau setingkat sarjana baik untuk sekolah efektif maupun di sekolah tidak efektif. Dengan demikian, bila ditinjau dari segi pengalaman dan umur guru ternyata kualifikasi guru di sekolah efektif lebih baik daripada di sekolah tidak efektif, sebab dengan umur dan pengalaman mengajar yang lebih tinggi berarti kemampuan guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar menjadi lebih baik.
Karakteristik siswa di sekolah efektif ternyata lebih baik daripada di sekolah tidak efektif. Hal ini terlihat dari jumlah jam belajar siswa di rumah per minggu di sekolah efektif lebih banyak daripada di sekolah tidak efektif yaitu 17,5 jam berbanding 14,3 jam per minggu, jumlah jam les tambahan 5 jam berbanding 3,1 jam per minggu; rata-rata pendidikan orangtua siswa di sekolah efektif adalah sarjana sedangkan di sekolah tidak efektif adalah sarjana muda; dan penghasilan orangtua siswa di sekolah efektif jauh lebih tinggi daripada di sekolah tidak efektif.
NEM sekolah, rata-rata skor konsep diri siswa, kepuasan kerja guru, partisipasi orangtua siswa, dan iklim sekolah ternyata secara umum kualitasnya lebih baik di sekolah efektif daripada di sekolah tidak efektif. Hal ini terlihat dari rata-rata NEM Sekolah efektif yang jauh lebih tinggi daripada di sekolah tidak efektif
 Dengan demikian, nampaknya penyelenggaraan pendidikan di sekolah lebih berorientasi/sekolah efektif pada upaya-upaya pencapaian hasil belajar kognitif siswa dengan mengabaikan pengembangan kepribadian, sikap, dan perilaku siswa. Ini dapat dipahami dari orientasi kebijakan dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang memang terlalu menekankan pada kemampuan kognitif siswa tanpa diimbangi dengan kemampuan afektif siswa seperti pada kriteria seleksi penerimaan siswa baru, proses belajar menganjar maupun sistem evaluasi keberhasilan sekolah. 
Keberhasilan sekolah efektif di Indonesia saat ini, semata-mata diukur berdasarkan perolehan NEM tanpa memperhatikan bagaimana keberhasilan sekolah dalam membina perilaku dan kepribadian siswa di sekolah tersebut. Padahal, tingkat kenakalan remaja seperti perkelahian antar pelajar, keterlibatan jual beli dan pemakai narkoba, serta tindakan-tindakan asosial lainnya cukup tinggi. Masyarakat dan orangtua siswa sesungguhnya sangat mengharapkan agar sekolah menjadi tumpuan dalam membangun etika, moral, dan keadaban siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa.