Sunday, September 30, 2012

Manajemen Layanan Khusus

Oleh : Emy Tri Frasutila Fitriana
 
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Komponen-komponen manajemen tersebut merupakan bagian penting dari MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang efektif dan efisien.
Perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni yang berlangsung begitu pesat pada masa sekarang, menyebabkan guru tidak bisa lagi melayani kebutuhan anak-anak akan informasi, dan guru-guru juga tidak bisa mengandalkan apa yang diperolehnya di bangku sekolah. Supaya hal tersebut dapat diatasai maka seorang guru harus mendapatkanmanajemen layanan khusus seperti pelatihan cara mengoperasikan komputer supaya guru-guru tidak gaptek dan tidak ketinggalan informasi.
Manajemen layanan khusus yang pertama yaitu sekolah menyediakan perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya dikelas maupun belajar mandiri, baik pada waktu-waktu kosong disekolah maupun dirumah. Disamping itu, juga memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi, misalnya belajar individual.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai suatu pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, maka sekolah harus dikembangkan pendidikan jasmani dan kesehatan, dengan cara menyediakan layanan kesehatan disekolah seperti UKS dan melakukan kerjasama dengan dinas kesehatan setempat. Selain itu sekolah juga mengadakan kegiatan ekskul disekolah seperti PMR untuk kesehatan dan beberapa kegiatan olahraga seperti (basket, voli, badminton, dan kegiatan nonakademik lainnya).
 
Rujukan: Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES Press

Saturday, September 29, 2012

Manajemen Kurikulum

Oleh : Fathul Uswatun Hasanah
 
                Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu menagement, ini mempunyai arti sebagai seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen sendiri belum memiliki definisi yang pasti dan yang dapat diterima secara universal. Manajemen memiliki banyak definisi yang dari beberapa para ahli, salah satunya adalah dari Marry Parker Follet yang mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dalam hal ini maksudnya bahwa seorang  manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
                Sedangkan kurikulum itu berasal dari kata “curere” yang dikatabendakan menjadi “curiculum” atau kurikulum yang secara epitologi dapat diartikan sebagai : [a.] Jarak yang ditempuh oleh pelari atau kereta lomba atau diartikan sebagai tempat berlomba. [b.] Bisa diartikan juga suatu pacuan, lomba berkereta, lari cepat. [c.] Kemudian menyangkut juga mengenai perjalanan tanpa berhenti. [d.] Peredaran waktu (matahari, bintang, bulan). [e.] Kereta untuk lomba. [f.] Serta jalan kehidupan. Kurikulum kemudian digunakan dalam dunia pendidikan yang ditinjau dari Segi tradisional seperti : 1) Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. 2) Suatu bahan pelajaran tertentu yang dipelajari oleh anak. 3) Sesuatu yang diharapkan dipelajari oleh anak di sekolah. 4) Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah. Selain itu dari segi konsep baru dalam pendidikan yaitu : Semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab. Serta keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar anak di kelas, tempat bermain, dan di luar sekolah.
Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan di titik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Dalam arti sempit sekali kurikulum adalah jadwal pelajaran, sedangkan dalam arti sempit itu semua pelajaran baik teori maupun praktik yang diberikan kepada murid - murid selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu kurikulum dalam arti ini terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan pada murid.
Kurikulum dalam arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan kepada anak didik selama mengikuti pendidikan. Namun kurikulum juga memiliki arti yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan KTSP itu sendiri adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing - masing satuan pendidikan.
Dengan membedakan pengertian - pengertian kurikulum seperti ini akan berakibat pula ruang lingkup manajemennya. Jika diikuti pengertian kurikulum dalam arti yang sangat sempit sekali, maka manajemen kurikulum hanya menyangkut usaha dalam rangka melancarkan pelaksanaan jadwal pelajaran. Tetapi jika dianut pengertian kurikulum dalam arti luas maka manajemen kurikulum bukan hanya dibatasi dalam ruang kelas, tetapi menyangkut pula didalam kegiatan pengelolaan diluar kelas, bahkan diluar sekolah. Secara operasional kegiatan administrasi/  manajemen kurikulum itu dapat meliputi tiga kegiatan pokok yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh sivitas akademik atau warga sekolah/ lembaga pendidik.

Friday, September 28, 2012

MANEJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT (HUSEMAS)

Oleh: Asfie Rihla
Adapun pengertian manajemen humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan serta pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya. Dan untuk merealisasikan itu semua banyak hal yang harus dilakukan oleh humas dalam suatu lembaga pendidikan. 
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah. Hubungan dengan masyarakat yang juga disebut public relation adalah sebuah proses penetapan kebijakan, pelayanan serta tindakan-tindakan nyata berupa kegiatan yang melibatkan orang banyak agar orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut memiliki kepercayaan terhadap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tersebut.
Hubungan Sekolah hidup di tengah masyarakat, melayani masyarakat dan dihidupi masyarakat. Sebaliknya masyarakat mengambil manfaat berupa output sekolah, berupa tenaga lulusan yang memiliki kualifikasi tertentu. Sekolah dan masyarakat adalah partner yang seharusnya mampu menjalin interaksi saling menguntungkan. Sekolah harus mampu menampung aspirasi masyarakat karena masyarakatlah pemasok sekaligus pemakai output sekolah. Kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat akan menguntungkan keduanya. Sekolah semakin eksis berkat dukungan masyarakat, dan masyarakat memetik manfaat berupa output berkualitas.
Secara lebih jelasnya maka HUSEMAS ini dapat dilihat dari fungsi, tujuan, manfaat dan bentuk-bentuk operasionalnya.
1. Berdasarkan pengertian husemas diatas maka fungsi pokok dari husemas adalah menarik simpati masyarakat pada umumnya serta publik (masyarakat terdekat dan langsung terkait) khususnya,sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo masyarakat terhadap sekolah tersebut pada akhirnya menambah income bagi sekolah yang bermanfaat bagi bantuan terhadap tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
.2. Tujuan dari husemas ada;ah meningkatkan popularitas sekolah dimata masyarakat, sehingga prestise sekolah dapat miningkatkan pula.
3.manfaat dari husemas adalah menambah simpati dari masyarakat yang dapat meningkatkan harga diri (prestise) sekolah, serta dukungan masyarakat terhadsp sekolah secara spiritual dan material/financial.
4. Bentuk-bentuk operasional dari husemas bisa bermacam-macam seperti di bidang sosial sekolah dengan masayarakat sekitarnya seperti kerja bakti, perayaan-perayaan hari besar nasional/keagamaan pengamanan lingkungan, tamanisasi, kebersihan, dan sebagainya akan menambah kesan masyarakat sekitar akan menambah kesan masyarakat sekitar akan kepedulian sekolah terhadap lingkungansekitar sebagai anggota masayarakat yang senantiasa sadar lingkungan demi baktinya terhadap pembangunan masyarakat.
Adapun sifat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat merupakan
  1. Hubungan timbal balik yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak
  2. Hubungan yang bersifat sukarela berdasarkan prinsip bahwa sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat
  3. Hubungan yang bersifat kontinu antara sekolah dengan masyarakat
  4. Hubungan keluar kampus atau “external public relation” guna menambah simpati masyarakat, dan juga hubungan ke dalam kampus “internal public relation” guna menambah keyakinan atau mempertebal pengertian para sivitas akademika tentang segala pemilikan material dan non material sekolah.
Dengan adanya hubungan-hubungan tersebut di atas dapatlah terjalin kreativitas serta dinamika kedua belah pihak yang inovatif. Selain itu dapat memadukan hubungan antara kehidupan sekolah dan kehidupan masyarakat.

Thursday, September 27, 2012

MANAJEMEN ANGGARAN

Oleh : Ardiani Nafistanti
 
Manajemen anggaran merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah/ pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara garis besar kegiatannya meliputi pengumpulan/penerimaan dana, yang sah (dana rutin), SPP, sumbangan BP3, Donasi, dan usaha-usaha halal lainnya, penggunaan dana, dan pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkait yang berwenang.
Dalam sistem manajemen anggaran, dana yang datang/masuk itu disebut dana masukan(input) yang kemudian setelah dilakukan perencanaan anggaran (budgeting), lalu digunakan dalam pelaksanaan proses/operasional pendidikan (throughput), dan akhirnya dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan yang berlaku bersama hasil usaha (output) yang dihasilkannya.
Menjelang atau pada awal tahun pelajaran, pimpinan sekolah bersama dewan guru harus membentuk suatu manajemen anggaranyang akan digunakan untuk membuat perencanaan anggaran (budgetting), yang sering disebut Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk diajukan kepada Depdiknas untuk mendapatkan persetujuan/saran perbaikannya, kemudian diajukan kepada Badan Pembantu Pelaksanaan Pendidikan (BP3) untuk persetujuan tentang sumbangan pendidikannya disamping SPP yang sesuai persetujuan/kategori SPP oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1, sehingga akhirnya jadilah Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) yang sah untuk dapat dilaksanakan atau dioperasionalkan.
Terhadap setiap pengguanaan biaya/uang dilakukan pembukuan (auditing) yang tertib sesuai peraturan yang berlaku. Mengingat kegiatan Tata Keuangan yang sangat peka, maka kegiatan pemeriksaan (auditing) yang rutin harus dilakukan oleh kepala sekolah demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengganggu proses operasional pendidikan sekolah. Segala petunjuk dan pedoman pengelolaan anggaran serta keuangan sekolah telah banyak diberikan kepada pihak yang mengatur manajemen anggaran/biaya seperti bendahara dan juru bayar, untuk memperkecil sampai meniadakan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi.

Wednesday, September 26, 2012

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

Oleh : Aeniatun Naim
 
            Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara continu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar  (PBM) . Secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru sampai mereka meninggalkan sekolahnya, karena telah tamat, meninggal dunia, putus sekolah, atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar lagi sebagai peserta didik sekolah tersebut.
Manajemen peserta didik merujuk pada kegiatan-kegiatan diluar kelas dan didalam kelas. Kegiatan diluar kelas meliputi penerimaan peserta didik baru, pencatatan peserta didik baru dalam buku induk dan buku Mapper, pembagian seragam sekolah beserta kelengkapannya, pembagian kartu Anggota OSIS beserta Tata tertib sekolah yang harus dipatuhi, pembinaan peserta didik dan pembinaan kesejahteraan peserta didik, sedangkan didalam kelas meliputi pengelolaan kas, interaksi belajar mengajar yang positif. Dalam kegiatan manajemen peserta didik ada beberapa hal yang sangat penting yaitu pembinaan peserta didik, menangkal kenakalan anak/remaja dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika, ganja, morfin, alkohol dsb.
            Manajemen peserta didik mempunyai maksut mengusahakan agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan berdasarkan pancasila, sedangkan tujuannya adalah meningkatkan peranserta dan inisiatifnya untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya tangkal terhadap pengaruh negatifyang datang dari luar lingkungan sekolah, memantapkan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat serta nilai-nilai 1945, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta rekreasi dalam wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
Manajemen peserta didik mempunyai peran untuk memberikan bimbingan serta menanggulangi masalah-masalah peserta didik seperti kenakalan anak remaja. Kenakalan anak sebagai perbuatan anti sosial atau perbuatan penyelewengan terhadap aturan-aturan dan norma masyarakat yang dilakukan oleh anak/ remaja tidak pernah lepas dari perhatian. Hal seperti itu harus ditangkal dan segera ditanggulangi dengan kebikan-kebijakan pendidikan khususnya serta kebijakan-kebijakan lain pada umumnyasecara menyeluruh dan terpadu. Penyelewengan norma kelompok yang bersifat anti sosial antara lain ngebut, tawuran antar pelajar, pemakaina narkoba, peredaran pornografi, berpakaian dengan mode yang tidak selaras/mengikuti gaya orang barat, membentuk kelompok/geng, anak-anak yang suka membuat kerusakan-kerusakan lingkungan, anak-anak yang senang melihat anak-anak lain celaka akibat dari perbuatannya, dll. U ntuk menangkal dan menanguulangi kenakalan anak tersebut perlu diketahui secara dan seksama tentang penyebab-penyebabnya seperti faktor perkembangan jiwa pada periode pubertas dan faktor lingkungan kelurga, sekolah dan masyarakat.

MANAJEMEN PERSONEL

Oleh : Eka Ariyanti Yunita

Salah satu bidang penting dalam Manajemen Pendidikan adalah berkaitan dengan Personil/Sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik seperti guru maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga Administratif.Manajemen personel menjadi hal yang sangat dominan dalam proses pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumberdaya manusia dalam arti guru dan karyawan merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Manajemen Personel merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya Manusia atau personal dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan sekolah . Manajemen Personel merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya guru sebagai personal yang cukup potensial dan sangat menentukan dalam suatu pendidikan, dan perlu terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi sekolah maupun bagi pengembangan dirinya.
Manajemen personel dalam sekolah memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja para guru dan karyawan agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan. Meningkatkan kinerja para guru dan karyawan akan berdampak pada semakin baiknya kinerja dalam menjalankan perannya disekolah. Meningkatkan kinerja dalam personal memerlukan pengelolaan yang sistematis dan terarah, agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini berarti bahwa manajemen personel merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilansuatu pendidikan yang berada disekolah, membuming atau tidaknya keberadaan suatu sekolah, aspek manajemen personel menduduki posisi penting dalam suatu pendidikan di sekolah, karena setiap organisasi pendidikan atau pendidikan  terbentuk oleh orang-orang, sehingga peru mengembangkan keterampilan guru, karyawan untuk mendorong mereka berkinerja tinggi sebagaimana perannya, dan menjaminnya untuk terus memelihara komitmen pada pendidikan dalam sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan sekolah.
Adapun lingkup Manajemen Personel meliputi aktivitas yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia dalam arti guru disuatu sekolah. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia terbagi atas, “fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling dan fungsi operasional yang meliputi procurement, development, kompensasi, integrasi, maintenance. Dengan demikian nampak bahwa manajemen personel sangat penting peranannya dalam suatu organisasi termasuk dalam lembaga pendidikan seperti sekolah yang juga memerlukan pengelolaan Sumberdaya manusia yang efektif dalam meningkatkan kinerja organisasi atau sekolah. Tuntutan akan upaya peningkatan kualitas pendidikan pada dasarnya berimplikasi pada perlunya sekolah mempunyai Sumber Daya Manusia pendidikan baik Pendidik maupun Sumber Daya Manusia lainnya untuk berkinerja secara optimal, dan hal ini jelas berakibat pada perlunya melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan tuntutan legal formal seperti kualifikasi dan kompetensi, maupun tuntutan lingkungan eksternal yang makin kompetitif di era globalisasi dewasa ini, yang menuntut kualitas Sumber Daya Manusia yang makin meningkat yang mempunyai sikap kreatif dan inovatif serta siap dalam menghadapi ketatnya persaingan.

Tuesday, September 25, 2012

Kepemimpinan Sekolah Efektif

Oleh : Setyarini Puput H.

    Penelitian tentang efektivitas sekolah merupakan wilayah yang tumbuh dan berkembang pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara-negara maju seperti Amerika dan Inggris maupun negara-negara berkembang. Pertanyaan fundamental terhadap kondisi persekolahan di Indonesia adalah bagaimana cara kita memperoleh karakteristik kepemimpinan sekolah yang efektif dalam perspektif sistem pendidikan nasional?

Delapan karakter
     Beberapa penelitian penting dalam pengembangan kepemimpinan sekolah berkualitas menyebutkan setidaknya ada delapan karakter dasar bagaimana kepemimpinan sekolah efektif dapat tumbuh dan berkembang. 
Pertama, seorang kepala sekolah harus menyadari pentingnya menjaga visi dan misi sekolah yang dirumuskan secara bersama. Kedua, kemampuan mengembangkan kemampuan partisipatif guru dan siswa. Karakter ketiga yang patut dijadikan indikator kepemimpinan sekolah yang efektif adalah kepedulian kepala sekolah terhadap proses pengajaran. Direct monitoring adalah karakter keempat yang dibutuhkan seorang kepala sekolah. Kemampuan mengelola sumber informasi pembelajaran melalui personal monitoring merupakan kelengkapan manajerial sekolah berciri efektif. Ciri kelima dari sekolah yang efektif adalah adanya kebijakan yang transparan dan terbuka dalam proses seleksi atau rekrutmen guru dan tenaga administratif sekolah. Jika proses seleksi memiliki standar baku dan metode yang terukur dan terencana dengan baik, dapat dipastikan, sekolah tersebut memiliki kesadaran yang sungguh-sungguh terhadap pentingnya standardisasi mutu guru dan sumber daya kependidikan sekolah yang baik
 Fokus terhadap pentingnya proses dan capaian dalam bidang akademis juga memiliki korelasi yang signifikan terhadap kepemimpinan sekolah yang efektif. Meskipun ujian nasional saat ini masih merupakan satu-satunya alat kelulusan siswa, bukan berarti seluruh orientasi akademis sekolah harus mengarah pada tujuan tersebut. Aspek atau karakter ketujuh adalah pentingnya menumbuhkan rasa percaya diri dan kebanggaan komunitas sekolah terhadap sekolahnya. Karakter terakhir, kedelapan, adalah sistem pemantauan dan evaluasi yang dipilih dan akan digunakan sekolah dalam rangka mengukur tingkat kemajuan siswa, guru, orang tua siswa, dan manajemen sekolah. Pada setiap jenjang, proses pemantauan dan evaluasi memang bermuara pada hasil kerja siswa (student achievement).

Monday, September 24, 2012

CIRI-CIRI SEKOLAH EFEKTIF

Oleh : Sendi yona
    
Ciri-ciri sekolah efektif yaitu:
(1)    adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan di sekolah
(2)     memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas
(3)     mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi
(4)     siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan
(5)     siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik
(6)     adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi
(7)     siswa berpendapat kerja keras lebih penting dari pada faktor keberuntungan dalam meraih prestasi
(8)     para siswa diharapkan mempunyai tanggungjawab yang diakui secara umum
(9)     kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawasan, supervisi, serta menyediakan waktu untuk membuat rencana bersama-sama dengan para guru dan memungkinkan adanya umpan balik demi keberhasilan prestasi akademiknya. 
Metode lain yang dipakai untuk mengidentifikasikan sekolah yang efektif adalah : penggunaan standar tes, pendekatan reputasi, dan penggunaan evaluasi sekolah serta pengembangan berbagai aktifitas.
Sekolah efektif memandang sekolah sebagai suatu sistem yang mencakup banyak aspek baik input, proses, output maupun outcome serta tatanan yang ada dalam sekolah tersebut. Dimana berbagai aspek yang ada dapat memberikan dukungan satu sama lain untuk mencapai visi, misi dan tujuan, dari sekolah yang dikelola secara efektif dan efisien.
Banyak ruangan kelas belajar di sekolah efektif mencapai 23 ruangan yang hampir dua kali lipat daripada banyak ruangan kelas di sekolah tidak efektif yang hanya 12 ruangan. Jumlah dana operasional pertahun di sekolah efektif ternyata jauh lebih banyak (hampir mencapai tiga kali lipat) daripada sekolah tidak efektif yaitu Rp. 985.000.000 berbanding Rp. 345.000.000. 
Ditinjau dari segi karakteristik guru ternyata ada perbedaan yang cukup menonjol antara sekolah efektif dengan sekolah tidak efektif. Hal ini terlihat dari umur guru di sekolah efektif lebih tua daripada sekolah tidak efektif yaitu 48 tahun berbanding 42 tahun; pengalaman mengajar guru di sekolah efektif lebih lama daripada sekolah tidak efektif yaitu 18,3 tahun berbanding 12,1 tahun. Sejalan dengan pengalaman tersebut besar gaji guru pertahun di sekolah efektif lebih tinggi daripada di sekolah tidak efektif.tetapi dari segi pendidikan terakhir guru ternyata sama saja yaitu sarjana atau setingkat sarjana baik untuk sekolah efektif maupun di sekolah tidak efektif. Dengan demikian, bila ditinjau dari segi pengalaman dan umur guru ternyata kualifikasi guru di sekolah efektif lebih baik daripada di sekolah tidak efektif, sebab dengan umur dan pengalaman mengajar yang lebih tinggi berarti kemampuan guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar menjadi lebih baik.
Karakteristik siswa di sekolah efektif ternyata lebih baik daripada di sekolah tidak efektif. Hal ini terlihat dari jumlah jam belajar siswa di rumah per minggu di sekolah efektif lebih banyak daripada di sekolah tidak efektif yaitu 17,5 jam berbanding 14,3 jam per minggu, jumlah jam les tambahan 5 jam berbanding 3,1 jam per minggu; rata-rata pendidikan orangtua siswa di sekolah efektif adalah sarjana sedangkan di sekolah tidak efektif adalah sarjana muda; dan penghasilan orangtua siswa di sekolah efektif jauh lebih tinggi daripada di sekolah tidak efektif.
NEM sekolah, rata-rata skor konsep diri siswa, kepuasan kerja guru, partisipasi orangtua siswa, dan iklim sekolah ternyata secara umum kualitasnya lebih baik di sekolah efektif daripada di sekolah tidak efektif. Hal ini terlihat dari rata-rata NEM Sekolah efektif yang jauh lebih tinggi daripada di sekolah tidak efektif
 Dengan demikian, nampaknya penyelenggaraan pendidikan di sekolah lebih berorientasi/sekolah efektif pada upaya-upaya pencapaian hasil belajar kognitif siswa dengan mengabaikan pengembangan kepribadian, sikap, dan perilaku siswa. Ini dapat dipahami dari orientasi kebijakan dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang memang terlalu menekankan pada kemampuan kognitif siswa tanpa diimbangi dengan kemampuan afektif siswa seperti pada kriteria seleksi penerimaan siswa baru, proses belajar menganjar maupun sistem evaluasi keberhasilan sekolah. 
Keberhasilan sekolah efektif di Indonesia saat ini, semata-mata diukur berdasarkan perolehan NEM tanpa memperhatikan bagaimana keberhasilan sekolah dalam membina perilaku dan kepribadian siswa di sekolah tersebut. Padahal, tingkat kenakalan remaja seperti perkelahian antar pelajar, keterlibatan jual beli dan pemakai narkoba, serta tindakan-tindakan asosial lainnya cukup tinggi. Masyarakat dan orangtua siswa sesungguhnya sangat mengharapkan agar sekolah menjadi tumpuan dalam membangun etika, moral, dan keadaban siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa.

Sunday, September 23, 2012

KARAKTERISTIK SEKOLAH EFEKTIF

Oleh : Sonia Aristia Mega Pratiwi

Karakteristik sekolah efektif adalah aspek – aspek proses persekolahan yang berkontribusi terhadap hasil bejar siswa. Terdapat kajian - kajian mengenai karakteristik sekolah efektif. Pertama, kajian yang memusatkan analisisnya terhadap karakteristik tertentu diantaranya adalah karaktristik budaya organisasi sekolah proses pembuatan keputusan, perubahan organisasi dan manajemen, perilaku kepemimpinan kepala sekolah, dan keefektifan pengajaran.Kedua, kajian yang memusatkan pada berbagai karakteristik umum sekolah, yang meliputi iklim dan budaya sekolah, harapan yang tinggi untuk berprestasi, pemantauan terhadap terhadap kemajuan siswa, kepemimpinan kepala sekolah, keerlibatan orangtua dalam kegiatan sekolah, kebebasan, tanggung jawab dan keterlibatan siswa dalam kehidupan sekolah, ganjaran dan insentif dan pelaksanaan kurikulum.karakteristik ini selanjutnya diuraikan secara singkat pada bagian berikut ini
Iklim dan budaya sekolah termasuk karakteristik sekolah efektif yang secara konsisten ditemukan berkorelasi positif dengan prestasi belajar. Contoh bahwa sekolah dengan budaya orgaisasi. Iklim dan budaya yang kondusif sangat penting untuk belajar agar siswa merasa tenang, aman dan guru bisa merasakan dihargai sedangkan orangtua dan masyarakat merasa dirinya diterima dan dilibatkan. Hal ini dapat terjadi  melalui penciptaan hubungan dan kerjasama oleh sikap saling menghargai satu sama yang lain.
Karakteristik sekolah efektif harus adanya harapan untuk berprestasi ditandai dengan keyakinan bahwa semua siswa dapat belajar, tanggung jawab bagi pembelajaran siswa, harapan yang tinggi akan pekerjaan yang berkualitas tinggi, persyaratan promosi dan peringkat danbpemberian perhatian pribadi kepada siswa perorangan
Pemantauan terhadap kemajuan siswa. Karakteristik sekolah efektif ini berhubungan dengan hasil belajar siswa. Kepemimpinan kepala sekolah  berpengaruh terhadap aspek kinerja sekolah. Kepemimpinan pengajaran berperan dalam kegiatan pembinaan personil guru, perlindungan sekolah, pemantauan prestasi sekolah penyediaan waktu dan energi untuk perbaikan sekolah.Keterlibatan orang tua sangat penting untuk kerjasama dalam memberikan bimbingan belajar dan dalam menumbuhkan kedisiplinan anak. Kebebasan, tanggung jawab dan keterlibatan siswa dalam kehidupan sekolah  Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan sekolah atau dengan memberikan tanggung jawab kepada mereka berarti guru berusaha menumbuhkan pada diri siswa rasa memiliki terhadap sekolah dan terhadap pembelajarannya sendiri. 
Tata tertib dan Disiplin termasuk karakteristik sekolah efektif yang sangat penting melalui kedisiplinan belajar dan selanjutnya pelaksanaan kurikulum adanya kesempatan belajar yang memadai, kurikulum terkoordinasi, pengajaran yang berlangsung secara aktif, misi pendidikan di sekolah.

Saturday, September 22, 2012

Sekolah Unggul

Oleh : Anwar Bakti Wiliantoro

Benarkah indikator sekolah unggul itu harus sekolah yang memprioritaskan the best input, yakni yang memilih dan menyeleksi siswa yang akan masuk secara ketat. Jika sekolah tersebut hanya menerima siswa yang pandai, lalu bagaimana nasib siswa yang kurang pandai? Bagaimana pula dengan kualitas atau standar penilaian yang hanya menggunakan nilai Ujian Nasional (UN) sebagai acuan? Padahal kecerdasan seseorang tidak bisa dinilai hanya dari segi kognitifnya saja atau sekadar dilihat dari hasil tes formatif.
Pada dasamya sekolah unggul bukanlah sekolah yang fokus pada input siswa, melainkan sekolah yang lebih menekankan pada kualitas proses pembelajaran yang secara tidak langsung ditentukan oleh kualitas guru yang mengajar. Karena dalam pembelajaran tidak hanya transfer pengetahuan, tetapi juga transfer value (nilai). Dengan adanya penanaman nilai dalam pembelajaran diharapkan siswa dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-harinya, sehingga ia bisa mengubah dirinya sendiri dari sosok negatif menjadi positif, dari buruk menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik. Hal itu mengacu pada teori yang mengatakan, kecerdasan seseorang itu berkembang, bisa dibentuk, multidimensi dan merupakan proses discovering ability, yaitu proses pembentukan kemampuan seseorang.
Keunggulan sekolah terletak pada bagaimana cara sekolah merancang-bangun sekolah sebagai organisasi. Maksudnya adalah bagaimana struktur organisasi pada sekolah itu disusun, bagaimana warga sekolah berpartisipasi, bagaimana setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab yang sesuai dan bagaimana terjadinya pelimpahan dan pendelegasian wewenang yang disertai tangung jawab. Semua itu bermuara kepada kunci utama sekolah unggul adalah keunggulan dalam pelayanan kepada siswa dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya.
Oleh karena itu dalam proses menemukan kecerdasannya seorang anak harus dibantu oleh lingkungannya, baik itu keluarga, sekolah unggul maupun sistem pendidikan yang diimplementasikan dalam negara di mana anak itu tumbuh dan berkembang. Dan tentunya yang bersifat positif.
Kesimpulannya, sekolah unggul adalah sekolah yang menganggap, semua anak tidak ada yang bodoh, sekolah yang percaya, bahwa setiap anak memiliki kelebihan atau kecenderungan kecerdasan tertentu. Teori ini yang dikemukakan JP Bulrford dan Howard Gardner sebagai teori Multiple Intellegence.

Friday, September 21, 2012

Sekolah Efektif

Oleh : Enjasega Pramudya
Sekolah efektif merupakan  pencapaian  tujuan atau telah tercapainya visi dan harapan sekolah, kemudian mencakup terpakaianya  sarana dan  prasarana yang ada disekolah  yang bisa digunakan secara effisien. Atau  keefektivitasan dapat diukur dengan indikator peningkatan produktivitas sekolah seperti tingkat kehadiran guru dan siswa, kerja sama tim, dan tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Sekolah efektif merupakan perpaduan dari (1)  karakter kepemimpinan pembelajaran yang kuat, (2)  terpusat jelas pada hasil belajar, (3) memiliki harapan yang tinggi, (4) memiliki lingkungan aman dan kondusif, dan (5) terpantaunya hasil pencapaian belajar secara berkelanjutan  pada suatu sekolah (Turney, at all.1992: 5)
Sekolah efektif dinyatakan Hatton dan Smith dalam tulisannya yang berjudul Perspectives on Effectives Schools (1992:1) berkarakteristik  (1) memiliki kepemimpinan pengajaran yang kuat (2) terpusat pada produk belajar (3)  harapan siswa yang tinggi (4) lingkungan yang aman dan sesuai dengan harapan  (5) memiliki kekerapan dalam memonitor tingkat pencapaian hasil.
Dari uraian tersebut maka sekolah efektif harus memiliki langkah-langkah atau strategi dalam mewujudkan sekolah yang efektif, yaitu ddengan :
1.    Fokus dengan tujuan yang  jelas dan standart yang tinggi.
2.    Menentuka target dan pencapaian ukuran keberhasialan.
3.    Pengelolaan terpusat terhadap produk belajar siswa.
4.    Kepemimpinan  yang  kuat, disiplin dan orientasi terhadap perubahan.
5.    Sekolah yang aman, nyaman,  dan kondusif.
6.    Pemantauan hasil belajar yang berkelanjutan.
7.    Mengembangkang kebijakan partsipasi seluruh pemangku kepentingan.
Maka dengan adanya strategi tersebut maka kepala sekolah harus mempunyai kebikjakan dalam mewujudkan  itu semua yaitu sekolah efektif, dan  kepala sekolah fokus terhadap pencapain tujuan tersebut yaitu bisa dengan memahami apa yang terjadi di dalam kelas, sebagai inti baik-tidaknya proses pendidikan. Keberlangsungan supervisi kinerja guru merupakan salah satu langkah kunci penjaminan kelayakanan  pendidikan. Misal guru yang bermutu, guru yang profisional dan guru yang bisa memecahkan masalah-masalah sosial ataupun  akademik siswanya.
Jadi dalam  mencapai atau mewujudkan sekolah efektif  itu perlua adanya kepemimpinan yang fokus dan kuat dalam mencapai visi an misi sekolah tersebut yang tentunya didukung oleh guru atau pendidik yang bermutu dan sarana prasana sekolah yang memadahi, dan juga konisi sekoalah yang aman , nyaman dan lingkungan sosial yang harmonis.
Hatton dan Smith (1992) Perspectives on Effectives Schools.  http://eric.uoregon.edu/ publications/digests/digest129.html
Turney, C. et al. (1992). The School Manager. Australia: Allen & Unwin.

Thursday, September 20, 2012

Sekolah Sebagai Suatu Sistem

Oleh : Indah Kikmatus Shofa
    Sekolah sebagai suatu sistem, yaitu sekolah  memiliki komponen inti yang terdiri dari input, proses, dan output. Input sekolah berupa manusia (man) yaitu siswa, guna dididik, dilatih, dibimbing dan dikembangkan segala potensi yang dimiliki agar menjadi manusia seutuhnya, selain itu input sumber daya sekolah yaitu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lain sebagai pendidik,pelatih dan pembimbing. Uang (money), merupakan komponen yang sangat penting guna memperlancar proses. Material /bahan-bahan (materials) sebagai penunjang proses  pembelajaran di sekolah, lalu metode-metode (methods) cara-cara / teknik dan strategi pembelajaran dalam mengatasi dan mempermudah proses tranfer ilmu dan pembelajaran dengan berbagai macam karaktristik dari peserta didik. Serta yang tidak kalah penting yaitu mesin(machine) berupa alat-alat dan teknologi seperti media elektronik, mobil dan media lain guna media pendukung serta objek pembelajaran.
    Guna tercapainya tujuan sekolah (output sekolah) Sekolah sebagai suatu sistem, memiliki proses kiat manajemen sekolah dalam memanajemen input, dengan proses belajar mengajar yang meliputi: a) Proses kepemimpinan yang menghasilkan keputusan-keputusan pertisipatif yaitu keputusan dan kesepakatan bersama antara kepala sekolah, guru, siswa, orang tua siswa/ wali murid dan orang-orang yang berkepentingan terhadap pendidikan serta pemotivasian terhadap staf agar dalam menjalankan tugas lebih antusias, menghasilkan karya yang dapat dibanggakan dan mengharumkan nama sekolah. b) proses manajemen yang menghasilkan aturan-aturan penyelenggaraan, pengelolaan kelembagaan, pengolahan program, pengkoordinasian kegiatan, memonitoring dan evaluasi yang bertujuan menganalisis serta mengetahui apakah pelaksanaan proses berjalan sesuai planning dan tujuan atau menyimpang, dan evaluasi sebagai mengambilan serta pertimbangan pengambilan keputusan berdasarkan monitoring. (Komariah dan Triatna; 2004:5). 
    Output adalah komponen terakhir dalam Sekolah sebagai suatu sistem  yang kepastian dan pertanggung jawabannya harus dapat dijamin, output merupakan hasil dari belajar siswa selama sekolah dan konsep diri siswa. Hasil belajar siswa merupakan pengetahuan yang dicapai siswa dalam sejumlah mata pelajaran di sekolah, sedangkan konsep diri siswa adalah pandangan dan penilaian siswa mengenai keseluruhan dirinya yang meliputi dua aspek yaitu: aspek internal diri yang terdiri dari identitas diri, perilaku diri, dan penilaian diri. Dan aspek eksternal diri yaitu fisik diri, etika moral diri, personal diri, famili diri, dan sosial diri.
    Dalam sekolah sebagai suatu sistem, output sekolah berupa lulusan siswa. Siswa adalah fokus dari Output sekolah, dengan catatan siswa harus memiliki kompetensi yang telah dipersyaratkan. Output sekolah adalah lulusan yang bermanfaat bagi kehidupan, baik secara personal, maupun sosial, individu dan juga kelompok, ditinjau dari sudut lulusan. Sedangkan pada pendididan dasar dan menengah, siswa dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi jika ingin melanjutkan, dan dapat bekerja/ mencari nafkah, baik dengan mempekerjakan diri kepada orang lain atau mempekerjakan orang lain dengan membuka lapangan kerja baru berdasarkan kemampuan yang dimiliki dan didapat dari pendidikan.

Reference :
Thomas Packard, D.S.W (1995) Total Quality Management in the Social Service.
Albany,NY: Rockefeller College Press
Tichey, N. (1983). Managing Strategic Change. New York: John Wiley & Sons.
Komariah dan Triatna; 2004.

Thursday, September 13, 2012

Konsep Manajemen Pendidikan

oleh: Nurul Hidayati|
 
      Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber dayapendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium dan sebagainya untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan.
     Tujuan dan sasaran pendidikan yaitu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
     Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan.